Rabu, 15 Januari 2014


Dimensi Kecerdasan Bagi Pelajar.


Ada 4 (empat) dimensi kecerdasan yang harus dimiliki oleh setiap manusia lahir di dunia ini terutama bagi Remaja/ Pelajar. Memasuki abad ke 21, anggapan bahwa Intelligence Quotient (IQ) adalah merupakan satu-satunya tolak ukur kecerdasan, bahkan seringan dijadikan parameter keberhasilan manusia. Dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut Steven R. Covey Intelligence Quotient, bahwa dalam hidup manusia ada 4 (empat) demensi kecerdasan.
sebagai berikut:
1.      Intelligence Quotient  yaitu dimensi mental yang dapat membuat kita belajar keterampilanbaru.
Dapat juga di artikan Kecerdasan intelektual (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual ,analisis,logika,dan rasio seseorang.
IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima,menyimpan,dan mengolah informasi menjadi fakta.

2.      Emotional Quentient yaitu demensi kecerdasan emosional seseorang untuk mendapatkan relasi yang baikdengan orang lain.
Dapat jiga di artikan Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain,kemampuan memotivasi diri sendiri,serta kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri & orang lain.

3.      Physical Quotient yaitu bagaimana seorang individu dapat berkembang lebih optimal apabila secara fisik sehat.

4.      Spritual Quotient yaitu kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan Sang Khalik serta mmemberikan makna keberadaan dirinya.
Dapat juga di artikan Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti & menerima makna pada apa yang dihadapi dalam kehidupan,sehingga seseorang akan memiliki fleksibilitas dalam menghadapi persoalan di masyarakat.
Jadi kata kunci bahwa ada satu cara yang paling mudah dan murah untuk melatih otak kita dan mendapat gelar “Orang pintar/Cerdas” yaitu dengan cara membaca dan berlatih.
Kesimpulan bahwa IQ, EQ, PQ dan SQ, perlu dimiliki dan selalu ditanamkan dalam fisafat hidup kaun remaja/pelajar oleh karenanya ke-4 dimensi dapat dibuktikan dengan test kecerdasan, guna mengetahui tingkatan IQ yang dibanggakan perlu dilakukan Tes Inteligensi dan Kemampuan Indonesia. Dan di Sekolah kita akan melayani test bekerjasama dengan UNCEN.
KETERKAITAN IQ,SQ,DAN EQ
Seseorang yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang diperoleh sehingga ketenangan hati akan muncul.
Jika hati telah tenang (EQ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi parasimpatis.
Jika seseorang sudah tenang karena aliran darah sudah teratur,maka seseorang akan dapat berfikir secara optimal (IQ] sehingga lebih tepat mengambil keputusan.
Manajemen diri untuk mengolah hati tidak cukup dengan IQ dan EQ saja , tetapi SQ juga sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain.
Orang sukses tidak hanya cukup dengan kecerdasan intelektual tetapi juga perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira,dapat bekerja dengan orang lain,punya motivasi kerja,dan bertanggung jawab.
Selain itu kecerdasan spiritual juga diperlukan agar merasa bertakwa,berbakti,dan mengabdi secara tulus,luhur,dan tanpa pamrih.



Menurut Stephen R. Covey, IQ adalah kecerdasan manusia yang berhubungan dengan mentalitas, yaitu kecerdasan untuk menganalisis, berfikir, menentukan kausalitas, berfikir abstak, bahasa, visualisasi, dan memahami sesuatu. IQ adalah alat kita untuk melakukan sesuatu letaklnya di otak bagian korteks manusia. Kemampuan ini pada awalnya dipandang sebagai penentu keberhasilan sesorang. Namun pada perkembangan terakhir IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling mendasar dalam menentukan keberhasilan manusia. Karena membuat sempit paradigma tentang keberhasilan, dan juga pemusatan pada konsep ini sebagai satu satunya penentu keberhasilan individu dirasa kurang memuaskan karena banyak kegagalan yang dialami oleh individu yang ber IQ tinggi (dalam Sukidi).
Ketidak puasan terhadap konsepsi IQ sebagai konsep pusat dari kecerdasan seseorang telah melahirkan konsepsi yang memerlukan riset yang panjang serta mendalam. Daniel Golman mengeluarkan konsepsi EQ sebagai jawaban atas ketidak puasan manusia jika dirinya hanya dipandang dalam struktur mentalitas saja. Konsep EQ memberikan ruang terhadap dimensi lain dalam diri manusia yang unik yaitu emosional. Disamping itu Golman mempopulerkan pendapat para pakar teori kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia yang berinteraksi secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas penggunaan kecerdasan yang konvensional tersebut (dalam Danah Zohar dan Ian Marshal)
  • Komponen utama dari kecerdasan sosial ini adalah kesadaran diri, motivasi pribadi, pengaturan diri, empati dan keahlian sosial. letak dari kecerdasan emosional ini adalah pada sistem limbik. EQ lebih pada rasa, Jika kita tidak mampu mengelola aspek rasa kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita (IQ) secara efektif, karena IQ menentukan sukses hanya 20% dan EQ 80%.
Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang (EQ) akan memberi sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis. Bila ia telah tenang karena aliran darah telah teratur maka individu akan dapat berfikir secara optimal (IQ), sehingga ia lebih tepat dalam mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati dan potensi kamanusiaan tidak cukup hanya denga IQ dan EQ, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Kini tidak cukup orang dapat sukses berkarya hanya dengan kecerdasan rasional (yang bekerja dengan rumus dan logika kerja), melainkan orang perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggung jawab dan life skill lainnya. Perlunya mengembangkan kecerdasan spiritual agar ia merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya. Karena itu sesuai dengan pendapat Covey diatas bahwa “SQ merupakan kunci utama kesadaran dan dapat membimbing kecerdasan lainnya”.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda